Perkuliahan mata kuliah Filsafat Ilmu pertemuan ke-9
yang diampuh oleh Prof. Dr. Marsigit, MA. dilakukan pada hari Selasa, 27 April
2021 pukul 12:40-14:00 WIB dan berlangsung secara daring melalui Zoom. Inti
materi yang disampaikan pada mata kuliah kali ini adalah mengenai Filsafat pada
Pembelajaran Matematika.
Seperti biasa, perkuliahan kali ini diawali dengan
berdoa menurut keyakinan masing-masing. Setelah itu Prof. Marsigit menyatakan
yang sebelumnya mahasiswa diperintahkan untuk menonton video microteacing yang
di ampuh oleh Prof. Marsigit di kelas lain, yaitu untuk menekankan,
diperkenalkan dan memfasilitasi bagaimana pembelajaran pada era pandemi,
kemudian Prof. memutarkan video microteaching tersebut untuk memberikan
gambaran dan kaitannya dengan tugas yang sementara digarap.
Setelah video microteaching di putarkan, kemudian Prof
menanyakan kepada mahasiswa filsafat yang diungkap pada video tersebut.
Kemudian prof menyebut nama mahasiswa satu persatu untuk menyampaikan pendapat
masing-masing.
1. Rahmania
Abida, menyatakan bahwa video tersebut mengungkap filsafat konstruktivisme
karena terdapat langkah-langkah pembelajarannya. Kemudian Prof. Marsigit
menanggapi bahwa itu terlalu umum.
2. Dola
Julianti, menyatakan bahwa video tersebut mengungkap filsafat materi persamaan
kuadrat. Kemudian Prof mengomentari bahwa menyebut materi itu kembali ke zaman
dulu yang menyebut isi pelajaran sebagai materi yang sekarang dikenal dengan
kompetensi.
3. Yosica
Nadilah Zahara, video tersebut mengungkap filsafat ketidaktahuan. Kemudian prof menyatakan bahwa siswa yang
tidak tahu benar atau salah? Kemudian Yosica menyampaikan benar mak dapat
disimpulkan bahwa tidak usah belajar karena ketidaktahuan itu benar.
4. Arma
Wangsa, menyatakan bahwa video tersebut mengungkap filsafat skeptisisme yang
mana guru meragukan jawaban siswa sehingga membuat siswa berusaha untuk kembali
memverifikasi jawabannya. Komentar dari Prof menyatakan bahwa suka-suka Anda
untuk menyatakan dia mengungkap filsafat apa, intinya Anda dapat menerangkan
maksudnya.
5. Dwi
Susanti, menyatakan bahwa video tersebut mengungkap filsafat konsep yaitu
konsep dari persamaan kuadrat.
6. Firdayana
Makmur, pada video tersebut yaitu siswa mencoba untuk bernalar/berpikir di mana
guru menjadi fasilitator dengan menyediakan LKPD sehingga siswa berusaha untuk
mengonstruksi sendiri pengetahuannya melalui LKPD. Bagus karena sudah ada unsur
normatifnya.
7. Syilfia
Septani, adanya suatu permasalahan yang dapat diselesaikan oleh siswa. Kemudian
Prof. mengomentari bahwa permasalahan tidak perlu menggunakan filsafat karena
filsafat sudah ada dimana-mana.
8. Fonni
Yusdian, menyatakan bahwa bagaimana guru membangun cara berpikir siswa yang
awalnya dilakukan apersepsi kemudian mengamati dan berikutnya yang disebut
dengan filsafat membangun.
9. Mutiara
Annisa Widodo, video tersebut mengungkap filsafat konstruktivisme di mana
pembelajaran tersebut membangun konsep di benak siswa.
10. Marwah
Astriani Kamsurya, menyatakan bahwa siswa di tuntut untuk mengaitkan konsep
yang sudah diketahui sebelumnya dan yang akan dijelaskan.
11. Auliah
Almas, menjelaskan bahwa guru berusaha membangun konsep yang ada di dalam
pikiran siswa. Prof. Menjelaskan bahwa tidak ada yang bisa membangun pemikiran
kita selain diri kita sendiri.
12. Wiwin
Fajriah Hanna, membantu mengingatkan materi dengan apersepsi. Prof menanggapi
bahwa apersepsi itu baru sampai pada tahap psikologi belum sampai pada ranah
filsafat.
13. Inova,
menjelaskan bahwa video tersebut mengungkap filsafat cara berpikir deduktif.
14. Catur
Yustika, filsafat yang di ungkap adalah filsafat fenomenologi, di mana terdapat
kegiatan belajar atau studi sebagai dasar kesadaran dan pengalaman. Prof
berkomentar bahwa itu belum fenomenologi tapi baru empirisme (berdasarkan pada
pengelaman), kalau fenomenologi itu ada abstraksi dan idealisasi.
15. Hafiatul,
menyatakan bahwa guru ingin mengetahui hambatan epistemologi siswa di mana guru
ingin mengetahui bagaimana siswa dalam menentukan konsep dan langkah-langkah
untuk menentukan akar-akar persamaan kuadrat. Prof berkomentar bahwa sudah
benar karena mengetahui dalam rangka bagaimana sudah termasuk epistemologi.
Matematika juga dikatakan sebagai epistemologi dari filsafat karena matematika
juga digunakan dalam mencari kebenaran dan langkah-langkah mencari kebenaran
itu adalah epistemologi.
16. Sitti
Mutia Umasugi, menjelaskan bahwa kegiatan belajar tersebut mengadakan yang
mungkin ada di pikiran siswa dengan usaha gutu memfasilitasi siswa seperti
dengan penyediaan LKPD.
17. Belva,
video tersebut mengungkap filsafat wadah dan isi, di mana wadahnya adalah
pendekatan saintifik dan isinya adalah materi akar-akar persamaan kuadrat.
Jadi tidak terdapat satu unsur pun yang terbebas dari objek filsafat walau pun semuanya tidak bisa ditanyakan dan tidak bisa dijelaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar