Rabu, 14 April 2021

REFLEKSI PERTEMUAN 8: BELAJAR ADALAH HIDUP

Perkuliahan mata kuliah Filsafat Ilmu pertemuan ke-8 yang diampuh oleh Prof. Dr. Marsigit, MA. dilakukan pada hari Selasa, 13 April 2021 pukul 12:40-14:00 WIB dan berlangsung secara daring melalui Zoom. Inti materi yang disampaikan pada mata kuliah kali ini adalah mengenai Belajar adalah Hidup.

Perkuliahan dimulai dengan salam dan mukaddimah oleh Prof. Marsigit, kemudian dilanjutkan dengan berdoa. Setlah itu Prof. Marsigit mengucapkan selamat berpuasa bagi yang menjalakannya.

Pengertian atau makna secara ontologis dari belajar yang paling luas adalah membangun hidup. Menemukan rumus termasuk membangun hidup jadi dapat dikatakan bahwa matematika adalah membangun bukti  dan membangun rumus serta membuktikan rumus. Membuktikan itu membangun bukti, menyebut ciri-ciri itu membangun sifat, menentukan langkah-langkah itu membangun prosedur, jadi semua dapat diawali dengan kata-kata membangun.

Secara teori atau secara teks book tidak akan pernah ditemukan dan tidak akan menjangkau bahwa belajar adalah membangun, kecuali dalam belajar filsafat dan membahas mengenai hermeneutika yang kemudian ketemu dengan konstruktivisme. Berbicara mengenai membangun, kita tidak usah berbicara jauh membahas mengenai teori dari eropa atau dari barat. Kembalikan kediri masing-masing, apa pun sukunya, apa pun agamanya, berapa pun umur, apa pun jenis kelaminnya yang namanya membangun bida di taruh di depan apa pun. Misalnya membangun dunia yang kemudian bisa di breakdown menjadi membangun pikiran sehingga ditemukan dunia pikiran, kemudian membangun rumah di breakdown menjadi membangun rumah tangga. Dalam praktiknya, pendidikan dimaknai lebih sempit misalnya pendidikan diperuntukkan mencapai tujuan tertentu. 

Kalau belajar itu sebagai membangun maka ada metode membangun. Metode membangun yang paling hakiki adalah metode membangun yang diteladankan oleh Tuhan kepada manusia dalam kaitannya alam semesta ciptaan Tuhan. Analoginya yaitu sepasang merpati membangun sarang dengan bekerja sama dan saling berinteraksi dengan alam dengan cara memetik daun dari alam yang kemudian dikumpulkan secara berulang- ulang terjadi. Cirinya adalah ada suatu pengulangan dan ada sesuatu yang berlanjut dan tidak bisa diulang. Jadi hidup adalah interaksi antara yang dapat diulang dengan yang tidak dapat diulang yang menjalani ruang dan waktunya inilah yang sebut dengan hermeneutika yang dalam bahasa Jawa disebut dengan Cakra Manggilingan yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan proses perjalanan hidup.

Sekali lagi ditegaskan bahwa direferensi mana pun tidak akan ditemukan dan tidak akan pernah bisa menjangkau kesimpulan bahwa belajar adalah hidup, karena inilah yang disebut dengan kekuatan metafisik atau the power of philosophy. Itulah kenapa orang belajar filsafat menjadi hebat dan cerdas walaupun terkadang terisolasi atau terasingkan diri karena tidak lazim di mana menggabungkan dua keadaan dijadikan satu yang tidak benar. Sehingga orang yang tidak suka menjadi manipulatif dan negative thinking. Misalnya apakah Tuhan bisa menciptakan batu yang sangat besar yang tidak bisa diangkatnya sendiri, pertanyaan ini menggabungkan dua keadaan yang kontradiksi. Dengan pertanyaan tersebut banyak menimbulkan orang tidak menyukai filsafat sedangkan filsafat sendiri adalah olah pikir atau filsafat adalah dirimu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar