Jumat, 02 April 2021

REFLEKSI PERTEMUAN 6: FILSAFAT MENEMBUS RUANG DAN WAKTU

Perkuliahan mata kuliah Filsafat Ilmu pertemuan ke-6 yang diampuh oleh Prof. Dr. Marsigit, MA. dilakukan pada hari Selasa, 30 Maret 2021 pukul 12:40-14:00 WIB dan berlangsung secara daring melalu Zoom. Inti materi yang disampaikan pada mata kuliah kali ini adalah mengenai Ruang dan Waktu.

Di awal perkuliahan, Prof. Dr. Marsigit menjelaskan mengenai pertanyaan yang telah diajukan di group WA pada minggu sebelumnya. Beliau mengatakan bahwa “ karena pertanyaan Anda tidak tayang di wa maka saya nanti akan memberikan tanggapan beberapa atau keseluruhan saja, mudah-mudahan bisa menjawab semua persoalan yang Anda pikirkan”. Selain itu beliau juga menyampaikan kepada mahasiswa yang ingin bertanya boleh langsung tunjuk tangan.

Harapan dari Prof. Marsigit pada mata kuliah ini mahasiswa bisa menggunakan filsafat untuk mengungkap fenomena yang terjadi dalam pembelajaran matematika dan menyampaikan bahwa pada pertemuan kali ini, beliau akan menjelaskan mengenai menembus ruang dan waktu di dalam filsafat. Tak lupa juga beliau menyampaikan dan memperjelas mengenai tugas yang telah disampaikan pada Vcon sebelumnya. Sebelumnya telah menulis tugas di group, yaitu tugas E, yaitu membuat kajian ilmiah mengenai fenomena filsafat pada pembelajaran matematika atau sebaliknya. Judul karya masing-masing boleh dimodifikasi sesuai kebutuhan, tingkatan sekolahnya bisa SD, SMP maupun SMA yang dibuat secara saintifik dan ilmiah dengan menggunakan beberapa referensi.

Setelah beberapa penyampaian dia atas, perkuliahan pun dimulai dengan membaca doa terlebih dahulu sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Setelah berdoa, beliau kemudian mempertegas mengenai dua pokok persoalan materi pada hari ini yaitu yang pertama adalah memberikan waktu selama dua minggu untuk menyelesaikan tugas E dengan menggunakan pemahaman terhadap materi filsafat yang telah diperoleh sebelumnya sebagai alat untuk mengungkap fenomena pembelajaran matematika atau penerapan filsafat di sekolah. Tugas ini akan dikawal oleh beliau langsung dengan menjelaskan atau menerangkan baik secara teori maupun secara teknis pada pertemuan ini dan dua pertemuan yang akan datang. Deadline tugas E pada 12 April 2021 sehingga pada tanggal 13 April 2020 beliau sudah bisa membaca hasil kajian ilmiah yang telah dibuat. Yang kedua adalah mengenai materi hari ini yaitu menembus ruang dan waktu.

Menembus ruang dan waktu adalah suatu fenomena yang sangat mendasar dan sudah berkali-kali dijelaskan pada pertemuan sebelumnya, yaitu fenomena hermeneutik berupa perjalanan semua yang ada dan yang mungkin ada dalam kurun waktunya.

Menembus ruang dan waktu objeknya sama dengan filsafat yaitu meliputi objek metafisik (yang ada dan mungkin ada), kemudian objek filsafatnya yaitu objek formal dan objek material. Objek formalnya adalah bentuk atau wadahnya, sedangkan objek material adalah isi atau substansinya. Maka secara metafisik setiap isi itu mempunyai wadah dan setiap wadah itu mempunyai isi, artinya di dalam wadah itu ada isi dan di dalam isi tentu ada wadahnya lagi dan seterunya. Maka secara metafisik pula, bisa dikatakan bahwa  wadah sama dengan isi.

Jika ini ditelan mentah oleh komensen (orang awam) maka akan menjadi masalah, masalah seperti pemaksaan. Oleh karena itu yang namanya filsafat adalah penjelasan. Kalau kita bisa berbicara bawa wadah adalah isi dan tidak ada penjelasan itu namanya mitos.

Hidup ini dibagi dua, yaitu mitos dan logos. Sebenar-benar hidup adalah berusaha menjadi logos dan keluar dari mitos. Logos itu adalah memikirkan dan mitos itu adalah tidak memikirkan, maka sebenar-benar filsafat adalah logos dan sebenar-benarnya memikirkan dalam filsafat adalah penjelasan. Tidak adalah memikirkan jika tidak ada penjelasan, maka sebenar-benar filsafat adalah penjelasan.

Seorang filsuf atau orang yang mempelajari filsafat dan mengatakan bahwa wadah sama dengan isi harus mampu menjelaskannya, jangan sampai hanya berhenti di situ, kalau berhenti di situ akan membuat masalah bagi komensen. Penjelasannya bagaimana?, penjelasannya bisa dengan contoh-contoh.

Contohnya: jika Prof. Marsigit adalah wadah, maka pikirannya Prof. Marsigit adalah isi. Jika pikiran Prof. Marsigit adalah isi dan sedang berfilsafat, maka filsafatnya adalah isi dari pikiran Prof. Marsigit yang berlaku sebagai wadah dan begitu seterusnya. Contoh lain sebuah wadah dan isinya adalah air, dan air itu adalah wadah dari mineral dan mineral adalah wadah dari molekul-molekul dan seterusnya serta tidak ada yang tidak berlaku seperti itu.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa objek itu ada dua, objek formal dan objek material. Jadi, sembarang perkara baik dari spiritual sampai ke material baik itu fenomena pembelajaran matematika, dapat dipandang dan dipikirkan sebagai isi. Misalnya rumus matematika berupa dalil phytagoras yang berbicara mengenai a2 + b2 = c2 yang bisa di anggap sebagai isi atau wadahnya, maka semua contoh adalah isi dari wadahnya. Kemudian jika a2 + b2 = c2 di pandang sebagai wadah, maka semua yang menggantikan a, b dan c adalah isi-isinya. Kemudian kita ganti posisinya, hubungan antara gambar segitiga siku-siku dengan rumus a2 + b2 = c2 maka posisi gambar segitiga siku-siku adalah contoh dari konsep segitiga siku-siku. Konsep segitiga siku-siku adalah benda pikir yang ada dalam pikiran. Maka benda pikir dalam pikiran berupa konsep segitiga siku-siku mempunyai isi dan isinya adalah benda konkret atau model segitiga siku-siku atau gambar segitiga siku-siku yang bisa kita lihat. Maka secara filsafat semua yang bisa dipandang secara realitas adalah isinya pikiran. 

Secara filsafat semua yang bisa dipandang secara realitas adalah isinya pikiran, maka jika dalam pikiran ada manusia maka manusia adalah sebagai bentuknya yang terdiri dari dola, inova, siti, latif dan demikian seterusnya sebagai contoh. Dari situlah diduga bahwa semua realitas adalah isi dari pikiran. Filsafat tidak hanya mengenai pikiran, hidup ini tidak hanya pikiran manusia tapi hidup itu adalah ciptaan Tuhan sebagai spiritualitasnya. Maka jika di tingkatkan hidup itu bergantung pada keyakinan dan perasaan, sedangkan perasaan dan keyakinan berdomisili pada ilmu tentang keimanan atau iman, iman itu takwa kepada Tuhan.

Hati ini adalah pikiran. Apa hubungan hati dan pikiran? Hati itu memuat tentang pikiran maka hati yang baik bisa menimbulkan pikiran yang baik dan hati yang tidak baik bisa menimbulkan pikiran yang tidak baik, tapi pikiran yang tidak yang bisa dikendalikan oleh hati. Dan di dalam hati inilah kita mengetahui dan mempelajari mengenai kuasa Tuhan dan kausa Tuhan itu adalah kausa prima. Kausa prima inilah yang merupakan sumber dari semua wadah dan semua isi. Kausa prima inilah sebagai sebab pertama dan sebab utama atau kausa prima ini adalah isi pertama dan wadah pertama dari ciptaan Tuhan. Maka ciptaan tuhanlah yang merangkum semuanya termasuk hati dan pikiran manusia dan termasuk juga pendidikan matematika dan yang ada di dalamnya. Inilah hubungan antara wadah dan isi.

Objek secara metafisik adalah berbicara mengenai yang ada dan yang mungkin ada. Kemudian objek dari filsafat itu dapat dikatakan sebagai metodologinya atau epistemologinya yang terdiri dari tiga pilar yaitu  ontologis, epistemologi dan aksiologi. Ontologi juga ada pilar yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Aksiologi juga ada tiga pilar yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Apa maksudnya? Unsur dari salah satu ketiga pilar itu tidak dapat diabaikan. Misalnya suatu kebaikan itu adalah suatu aksiologi, maka ketika kebaikan itu disampaikan dengan cara yang tidak baik, maka hilang artinya, arti itu adalah ontologi dan menyampaikan  dengan cara yang tidak baik itu adalah epistemologi serta kebaikan yang dimaksud itu adalah aksiologi.

Berstruktur itu di intensi kan dan di ekstensi kan, metodenya secara keseluruhan secara epistemologi di intensi kan dan di ekstensi kan dengan menggunakan alat berupa bahasa analogi. Bahasa analogi itu adalah bahasa perumpamaan di atas bahasa kiasan artinya di pikiran itu ada planet mars, jupiter, planet, bintang, matahari, galaksi dan seterusnya. Loh kok mirip dengan yang terjadi di luar angkasa sana? Berarti pikiran itu analog dengan alam semesta. Pikiran juga analog dengan globe daripada. Karena kenapa? Di bumi ada Tokyo dan di pikiran juga ada Tokyo. Amerika juga begitu, sebelum ke Amerika di pikiran sudah ada Amerika. Maka dapat dikatakan bahwa pikiran saya analog dengan dunia. Jadi inilah yang sebut dengan bahasa analog yang berusaha menembus ruang dan waktu. Secara epistemologi, pikiran yang cerdas di dalam filsafat adalah ketika orang bisa menempatkan di dalam ruang dan waktunya dengan metode yang sesuai dengan ruang dan waktunya.

Jika dunia ini berstruktur, maka semuanya berstruktur. Tubuh berstruktur, pikiran berstruktur, hati berstruktur. Jadi yang tergoda dengan setan itu strukturnya berada di bawa, dan hati yang dituntun oleh nur (cahaya) itu harus di atas inilah yang disebut dengan berstruktur. Dunia berstruktur maka semuanya berstruktur. Keluarga berstruktur, Prof. Marsigit berstruktur, kuliah berstruktur, alam semesta berstruktur, pemerintahan berstruktur pikiran berstruktur, yang ada dan yang mungkin ada berstruktur.

Struktur yang paling sederhana dari yang ada dan yang mungkin ada adalah wadah dan isi atau secara keseluruhan adalah fatal dan vital. Fatal adalah wadahnya dan vital adalah isinya, sehingga jika fatal berupa wadanya isinya bisa berupa vital atau fatal dan seterusnya secara berstruktur. Maka berangkat dari struktur yang sederhana kemudian berkembang. Dulu, ketika filsafat berada pada masa Yunani kuno, struktur filsafat itu hanya ada dua yaitu saya dan bukan saya, di dalam dan di luar, diri dan bukan diri, saya dan lingkungan. Filsafat pada saat itu fokus pada apa yang terjadi dan bagaimana dan apa bahan terbuatnya lingkungan, seperti batu terbuat dari apa, tanah terbuat dari apa dan lain-lain. Sampai-sampai pada saat itu ada kesimpulan bahwa dunia ini terbuat dari angin, air dan udara dan api. Itu adalah filsafat pertama yang disebut dengan filsafat alam yang kemudian berkembang menjadi diriku itu adalah diriku yang aku pikirkan dan bukan diriku adalah diri yang berada di luar diriku atau realitas. Yang aku pikirkan berkembang menjadi rasionalisme dan realitas kemudian berkembang menjadi empirisme. Kemudian pada perkembangan berikutnya, struktur dunia ada tiga pada masa Aguste Comte yaitu dari bawah disebut spiritualitas, paling tinggi adalah positivisme dan di tengah adalah metafisik. Kemudian sampai sekarang struktur dunia masih berkembang.

Kemudian secara metafisik terdapat tiga metode atau epistemologi yaitu yang ada, kemudian mengada, kemudian pengada. Mengada adalah sebagai suatu bentuk kegiatan, pengada adalah sebagai suatu produk atau hasil yang kalau diturunkan bisa sampai pada pendidikan matematika. Karena dunia berstruktur, makan metode berstruktur dan kata-kata juga berstruktur. Inilah yang dimaksud dengan menembus ruang dan waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar