Perkuliahan mata kuliah Filsafat Ilmu pertemuan ke-6
yang diampuh oleh Prof. Dr. Marsigit, MA. dilakukan pada hari Selasa, 30 Maret
2021 pukul 12:40-14:00 WIB dan berlangsung secara daring melalu Zoom. Inti
materi yang disampaikan pada mata kuliah kali ini adalah mengenai Ruang dan
Waktu.
Di awal perkuliahan, Prof. Dr. Marsigit menjelaskan
mengenai pertanyaan yang telah diajukan di group WA pada minggu sebelumnya.
Beliau mengatakan bahwa “ karena pertanyaan Anda tidak tayang di wa maka saya
nanti akan memberikan tanggapan beberapa atau keseluruhan saja, mudah-mudahan
bisa menjawab semua persoalan yang Anda pikirkan”. Selain itu beliau juga
menyampaikan kepada mahasiswa yang ingin bertanya boleh langsung tunjuk tangan.
Harapan dari Prof. Marsigit pada mata kuliah ini
mahasiswa bisa menggunakan filsafat untuk mengungkap fenomena yang terjadi
dalam pembelajaran matematika dan menyampaikan bahwa pada pertemuan kali ini,
beliau akan menjelaskan mengenai menembus ruang dan waktu di dalam filsafat.
Tak lupa juga beliau menyampaikan dan memperjelas mengenai tugas yang telah
disampaikan pada Vcon sebelumnya. Sebelumnya telah menulis tugas di group,
yaitu tugas E, yaitu membuat kajian ilmiah mengenai fenomena filsafat pada
pembelajaran matematika atau sebaliknya. Judul karya masing-masing boleh
dimodifikasi sesuai kebutuhan, tingkatan sekolahnya bisa SD, SMP maupun SMA
yang dibuat secara saintifik dan ilmiah dengan menggunakan beberapa referensi.
Setelah beberapa penyampaian dia atas, perkuliahan pun
dimulai dengan membaca doa terlebih dahulu sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Setelah berdoa, beliau kemudian mempertegas mengenai
dua pokok persoalan materi pada hari ini yaitu yang pertama adalah memberikan
waktu selama dua minggu untuk menyelesaikan tugas E dengan menggunakan
pemahaman terhadap materi filsafat yang telah diperoleh sebelumnya sebagai alat
untuk mengungkap fenomena pembelajaran matematika atau penerapan filsafat di
sekolah. Tugas ini akan dikawal oleh beliau langsung dengan menjelaskan atau
menerangkan baik secara teori maupun secara teknis pada pertemuan ini dan dua
pertemuan yang akan datang. Deadline tugas E pada 12 April 2021 sehingga pada
tanggal 13 April 2020 beliau sudah bisa membaca hasil kajian ilmiah yang telah
dibuat. Yang kedua adalah mengenai materi hari ini yaitu menembus ruang dan
waktu.
Menembus ruang dan waktu adalah suatu fenomena yang
sangat mendasar dan sudah berkali-kali dijelaskan pada pertemuan sebelumnya,
yaitu fenomena hermeneutik berupa perjalanan semua yang ada dan yang mungkin
ada dalam kurun waktunya.
Menembus ruang dan waktu objeknya sama dengan filsafat
yaitu meliputi objek metafisik (yang ada dan mungkin ada), kemudian objek
filsafatnya yaitu objek formal dan objek material. Objek formalnya adalah bentuk
atau wadahnya, sedangkan objek material adalah isi atau substansinya. Maka
secara metafisik setiap isi itu mempunyai wadah dan setiap wadah itu mempunyai
isi, artinya di dalam wadah itu ada isi dan di dalam isi tentu ada wadahnya
lagi dan seterunya. Maka secara metafisik pula, bisa dikatakan bahwa wadah sama dengan isi.
Jika ini ditelan mentah oleh komensen (orang awam)
maka akan menjadi masalah, masalah seperti pemaksaan. Oleh karena itu yang
namanya filsafat adalah penjelasan. Kalau kita bisa berbicara bawa wadah adalah
isi dan tidak ada penjelasan itu namanya mitos.
Hidup ini dibagi dua, yaitu mitos dan logos.
Sebenar-benar hidup adalah berusaha menjadi logos dan keluar dari mitos. Logos
itu adalah memikirkan dan mitos itu adalah tidak memikirkan, maka sebenar-benar
filsafat adalah logos dan sebenar-benarnya memikirkan dalam filsafat adalah
penjelasan. Tidak adalah memikirkan jika tidak ada penjelasan, maka
sebenar-benar filsafat adalah penjelasan.
Seorang filsuf atau orang yang mempelajari filsafat
dan mengatakan bahwa wadah sama dengan isi harus mampu menjelaskannya, jangan
sampai hanya berhenti di situ, kalau berhenti di situ akan membuat masalah bagi
komensen. Penjelasannya bagaimana?, penjelasannya bisa dengan contoh-contoh.
Contohnya: jika Prof. Marsigit adalah wadah, maka
pikirannya Prof. Marsigit adalah isi. Jika pikiran Prof. Marsigit adalah isi
dan sedang berfilsafat, maka filsafatnya adalah isi dari pikiran Prof. Marsigit
yang berlaku sebagai wadah dan begitu seterusnya. Contoh lain sebuah wadah dan
isinya adalah air, dan air itu adalah wadah dari mineral dan mineral adalah
wadah dari molekul-molekul dan seterusnya serta tidak ada yang tidak berlaku
seperti itu.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa objek itu ada dua,
objek formal dan objek material. Jadi, sembarang perkara baik dari spiritual
sampai ke material baik itu fenomena pembelajaran matematika, dapat dipandang
dan dipikirkan sebagai isi. Misalnya rumus matematika berupa dalil phytagoras
yang berbicara mengenai a2 + b2 = c2 yang bisa
di anggap sebagai isi atau wadahnya, maka semua contoh adalah isi dari
wadahnya. Kemudian jika a2 + b2 = c2 di
pandang sebagai wadah, maka semua yang menggantikan a, b dan c adalah isi-isinya.
Kemudian kita ganti posisinya, hubungan antara gambar segitiga siku-siku dengan
rumus a2 + b2 = c2 maka posisi gambar segitiga
siku-siku adalah contoh dari konsep segitiga siku-siku. Konsep segitiga
siku-siku adalah benda pikir yang ada dalam pikiran. Maka benda pikir dalam
pikiran berupa konsep segitiga siku-siku mempunyai isi dan isinya adalah benda konkret
atau model segitiga siku-siku atau gambar segitiga siku-siku yang bisa kita
lihat. Maka secara filsafat semua yang bisa dipandang secara realitas adalah
isinya pikiran.
Secara filsafat semua yang bisa dipandang secara
realitas adalah isinya pikiran, maka jika dalam pikiran ada manusia maka
manusia adalah sebagai bentuknya yang terdiri dari dola, inova, siti, latif dan
demikian seterusnya sebagai contoh. Dari situlah diduga bahwa semua realitas
adalah isi dari pikiran. Filsafat tidak hanya mengenai pikiran, hidup ini tidak
hanya pikiran manusia tapi hidup itu adalah ciptaan Tuhan sebagai
spiritualitasnya. Maka jika di tingkatkan hidup itu bergantung pada keyakinan
dan perasaan, sedangkan perasaan dan keyakinan berdomisili pada ilmu tentang
keimanan atau iman, iman itu takwa kepada Tuhan.
Hati ini adalah pikiran. Apa hubungan hati dan
pikiran? Hati itu memuat tentang pikiran maka hati yang baik bisa menimbulkan
pikiran yang baik dan hati yang tidak baik bisa menimbulkan pikiran yang tidak
baik, tapi pikiran yang tidak yang bisa dikendalikan oleh hati. Dan di dalam
hati inilah kita mengetahui dan mempelajari mengenai kuasa Tuhan dan kausa
Tuhan itu adalah kausa prima. Kausa prima inilah yang merupakan sumber dari
semua wadah dan semua isi. Kausa prima inilah sebagai sebab pertama dan sebab
utama atau kausa prima ini adalah isi pertama dan wadah pertama dari ciptaan
Tuhan. Maka ciptaan tuhanlah yang merangkum semuanya termasuk hati dan pikiran
manusia dan termasuk juga pendidikan matematika dan yang ada di dalamnya. Inilah
hubungan antara wadah dan isi.
Objek secara metafisik adalah berbicara mengenai yang
ada dan yang mungkin ada. Kemudian objek dari filsafat itu dapat dikatakan
sebagai metodologinya atau epistemologinya yang terdiri dari tiga pilar yaitu ontologis, epistemologi dan aksiologi.
Ontologi juga ada pilar yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Aksiologi
juga ada tiga pilar yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Apa maksudnya?
Unsur dari salah satu ketiga pilar itu tidak dapat diabaikan. Misalnya suatu
kebaikan itu adalah suatu aksiologi, maka ketika kebaikan itu disampaikan
dengan cara yang tidak baik, maka hilang artinya, arti itu adalah ontologi dan
menyampaikan dengan cara yang tidak baik
itu adalah epistemologi serta kebaikan yang dimaksud itu adalah aksiologi.
Berstruktur itu di intensi kan dan di ekstensi kan,
metodenya secara keseluruhan secara epistemologi di intensi kan dan di ekstensi
kan dengan menggunakan alat berupa bahasa analogi. Bahasa analogi itu adalah
bahasa perumpamaan di atas bahasa kiasan artinya di pikiran itu ada planet
mars, jupiter, planet, bintang, matahari, galaksi dan seterusnya. Loh kok mirip
dengan yang terjadi di luar angkasa sana? Berarti pikiran itu analog dengan
alam semesta. Pikiran juga analog dengan globe daripada. Karena kenapa? Di bumi
ada Tokyo dan di pikiran juga ada Tokyo. Amerika juga begitu, sebelum ke
Amerika di pikiran sudah ada Amerika. Maka dapat dikatakan bahwa pikiran saya
analog dengan dunia. Jadi inilah yang sebut dengan bahasa analog yang berusaha
menembus ruang dan waktu. Secara epistemologi, pikiran yang cerdas di dalam
filsafat adalah ketika orang bisa menempatkan di dalam ruang dan waktunya dengan
metode yang sesuai dengan ruang dan waktunya.
Jika dunia ini berstruktur, maka semuanya berstruktur.
Tubuh berstruktur, pikiran berstruktur, hati berstruktur. Jadi yang tergoda
dengan setan itu strukturnya berada di bawa, dan hati yang dituntun oleh nur
(cahaya) itu harus di atas inilah yang disebut dengan berstruktur. Dunia
berstruktur maka semuanya berstruktur. Keluarga berstruktur, Prof. Marsigit
berstruktur, kuliah berstruktur, alam semesta berstruktur, pemerintahan
berstruktur pikiran berstruktur, yang ada dan yang mungkin ada berstruktur.
Struktur yang paling sederhana dari yang ada dan yang
mungkin ada adalah wadah dan isi atau secara keseluruhan adalah fatal dan
vital. Fatal adalah wadahnya dan vital adalah isinya, sehingga jika fatal
berupa wadanya isinya bisa berupa vital atau fatal dan seterusnya secara
berstruktur. Maka berangkat dari struktur yang sederhana kemudian berkembang.
Dulu, ketika filsafat berada pada masa Yunani kuno, struktur filsafat itu hanya
ada dua yaitu saya dan bukan saya, di dalam dan di luar, diri dan bukan diri,
saya dan lingkungan. Filsafat pada saat itu fokus pada apa yang terjadi dan
bagaimana dan apa bahan terbuatnya lingkungan, seperti batu terbuat dari apa,
tanah terbuat dari apa dan lain-lain. Sampai-sampai pada saat itu ada
kesimpulan bahwa dunia ini terbuat dari angin, air dan udara dan api. Itu
adalah filsafat pertama yang disebut dengan filsafat alam yang kemudian
berkembang menjadi diriku itu adalah diriku yang aku pikirkan dan bukan diriku
adalah diri yang berada di luar diriku atau realitas. Yang aku pikirkan
berkembang menjadi rasionalisme dan realitas kemudian berkembang menjadi
empirisme. Kemudian pada perkembangan berikutnya, struktur dunia ada tiga pada
masa Aguste Comte yaitu dari bawah disebut spiritualitas, paling tinggi adalah
positivisme dan di tengah adalah metafisik. Kemudian sampai sekarang struktur
dunia masih berkembang.
Kemudian secara metafisik terdapat tiga metode atau
epistemologi yaitu yang ada, kemudian mengada, kemudian pengada. Mengada adalah
sebagai suatu bentuk kegiatan, pengada adalah sebagai suatu produk atau hasil
yang kalau diturunkan bisa sampai pada pendidikan matematika. Karena dunia
berstruktur, makan metode berstruktur dan kata-kata juga berstruktur. Inilah
yang dimaksud dengan menembus ruang dan waktu.