Perkuliahan mata kuliah Filsafat Ilmu pertemuan ke-4 yang diampuh oleh Prof. Dr. Mardigit, MA. dilakukan pada hari Selasa, 02 Maret 2021 pukul 12:40-14:00 WIB dan berlangsung secara daring melalu Zoom. Inti materi yang disampaikan pada mata kuliah kali ini adalah mengenai ruang dan waktu serta tugas-tugas yang akan dikerjakan selama 3 minggu kedepan.
Unsur-unsur yang
membangun dalam ciptaan Sang Maha Kuasa disebut dalam filsafat adalah “Ruang
dan Waktu”. Sebagai suatu permisalan, jika kita katakan sebuah batu dan batu
tersebut terbagi menjadi dua, yaitu batu ideal dan batu realitas. Batu ideal di
anaogikan sebagai sesuatu hal yang ada di dalam pikiran, sedangkan batu
realitas adalah sesuatu hal yang berada di luar pikiran. Batu dapat mengikuti
ruang dan waktu, ruang dapat meliputi seperti batu kecil, batu besar dan batu
tersebut adalah batu yang kamu bayangkan meliputi ideal dan realitas. Ruang dan
waktu juga dapat menembus waktu sekarang, abad, besok, tahun, hari, jam, menit
dan detik.
Semua ciptaan
tuhan ini yang menembus ruang dan waktu, ruang dan waktu adalah hakekat hidup,
menembus waktu adalah jarak atau suatu panjangnya jarak, berumah tangga adalah
belajar, awal dan akhir adalah awal dengan ciptaan Tuhan dan akhir dengan hari
kiamat dalam konteks spiritual. Filsafat matematika mempunyai makna, semakin
tinggi semakin sederhana, semakin turun semakin komples atau lengkap. Maksud
dari hal tersebut bisa di andaikan dengan “rumah tangga” di dalam rumah tangga
yang paling berwenang adalah seorang Ayah dan hanya Ayah, itulah yang di
katakana dengan semakin tinggi semakin sederhana. Tetapi, semakin turun semakin
kompleks karena di di bawah tanggung jawab seorang ayah yaitu keluarga meliputi
istri atau ibu dari anak-anaknya, meliputi semua orang yang ada di keluarga
tersebut, itu lah yang disebut dengan semakin turun semakin kompleks.
Semua tugas yang
ringan sama hal nya dengan hakekat manusia tidak bisa belajar di bawah tekanan
dan hal tersebut memang benar karena saya ataupun teman-teman yang lain pasti
pernah merasakannya. Kembali lagi kita bicara tentang Metafisik yang ada dan
yang mungkin ada. “ada-mengada-pengada” tidak aka nada jika tidak ada mengada
dan pengada, tidak aka nada mengada jika tidak ada pengada da nada, tidak akan
ada pengada jika tidak ada ada dan mengada. “ada-mengada-pengada” termasuk
dalam epistemologi ontology. Epistemologi Ontologi merupakan metode hakekat
(ada, mengada dan pengada), epistemologi Aksilogi merupakan teori kajian dan
ilmu pengetahuan, ontologi epistemology merupakan hakekat ontologi aksiologi
merupakan hakekat manfaat.
Selain materi di
atas, Prof. Dr. Marsigit, MA. juga menyampaikan beberapa tugas yang dikerjakan
sebagai pengganti pertemuan 5 dan 6.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar