Sabtu, 06 Maret 2021

REFLEKSI PERTEMUAN 4: RUANG DAN WAKTU

Perkuliahan mata kuliah Filsafat Ilmu pertemuan ke-4 yang diampuh oleh Prof. Dr. Mardigit, MA. dilakukan pada hari Selasa, 02 Maret 2021 pukul 12:40-14:00 WIB dan berlangsung secara daring melalu Zoom. Inti materi yang disampaikan pada mata kuliah kali ini adalah mengenai ruang dan waktu serta tugas-tugas yang akan dikerjakan selama 3 minggu kedepan.

Unsur-unsur yang membangun dalam ciptaan Sang Maha Kuasa disebut dalam filsafat adalah “Ruang dan Waktu”. Sebagai suatu permisalan, jika kita katakan sebuah batu dan batu tersebut terbagi menjadi dua, yaitu batu ideal dan batu realitas. Batu ideal di anaogikan sebagai sesuatu hal yang ada di dalam pikiran, sedangkan batu realitas adalah sesuatu hal yang berada di luar pikiran. Batu dapat mengikuti ruang dan waktu, ruang dapat meliputi seperti batu kecil, batu besar dan batu tersebut adalah batu yang kamu bayangkan meliputi ideal dan realitas. Ruang dan waktu juga dapat menembus waktu sekarang, abad, besok, tahun, hari, jam, menit dan detik.

Semua ciptaan tuhan ini yang menembus ruang dan waktu, ruang dan waktu adalah hakekat hidup, menembus waktu adalah jarak atau suatu panjangnya jarak, berumah tangga adalah belajar, awal dan akhir adalah awal dengan ciptaan Tuhan dan akhir dengan hari kiamat dalam konteks spiritual. Filsafat matematika mempunyai makna, semakin tinggi semakin sederhana, semakin turun semakin komples atau lengkap. Maksud dari hal tersebut bisa di andaikan dengan “rumah tangga” di dalam rumah tangga yang paling berwenang adalah seorang Ayah dan hanya Ayah, itulah yang di katakana dengan semakin tinggi semakin sederhana. Tetapi, semakin turun semakin kompleks karena di di bawah tanggung jawab seorang ayah yaitu keluarga meliputi istri atau ibu dari anak-anaknya, meliputi semua orang yang ada di keluarga tersebut, itu lah yang disebut dengan semakin turun semakin kompleks.

Semua tugas yang ringan sama hal nya dengan hakekat manusia tidak bisa belajar di bawah tekanan dan hal tersebut memang benar karena saya ataupun teman-teman yang lain pasti pernah merasakannya. Kembali lagi kita bicara tentang Metafisik yang ada dan yang mungkin ada. “ada-mengada-pengada” tidak aka nada jika tidak ada mengada dan pengada, tidak aka nada mengada jika tidak ada pengada da nada, tidak akan ada pengada jika tidak ada ada dan mengada. “ada-mengada-pengada” termasuk dalam epistemologi ontology. Epistemologi Ontologi merupakan metode hakekat (ada, mengada dan pengada), epistemologi Aksilogi merupakan teori kajian dan ilmu pengetahuan, ontologi epistemology merupakan hakekat ontologi aksiologi merupakan hakekat manfaat.

Selain materi di atas, Prof. Dr. Marsigit, MA. juga menyampaikan beberapa tugas yang dikerjakan sebagai pengganti pertemuan 5 dan 6.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar